Friday, June 9, 2017

Manfaat Puasa

Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus saja, karena dibalik itu tersimpan hikmah dan manfaat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh maupun mental. 

Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Puasa Membersihkan Racun (detoksifikasi) 
Selain untuk membersihkan diri secara rohani, puasa ramadan juga mempunyai manfaat sebagai detoksifikasi yang fantastis bagi tubuh. Ketika makanan dalam tubuh akan menjadi cadangan lemak untuk menciptakan energi, juga akan membakar diri setiap racun berbahaya yang mungkin hadir dalam timbunan lemak. Ini merupakan batu loncatan yang sempurna untuk gaya hidup sehat secara konsisten setelah Ramadhan.

2. Puasa Mengistirahatkan Sistem Pencernaan 
Puasa berdampak positif bagi organ pencernaan, kinerja organ pencernaan tidak terlalu berat di siang hari karena diistirahatkan. Fungsi fisiologis normal tetap berlanjut terutama produksi sekresi dalam proses pencernaan, namun berlangsung pada tingkat yang lebih rendah. Proses ini membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Dalam keadaan berpuasa saluran pencernaan akan beristirahat beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja untuk mencerna. Berkat puasa organ vital ini dapat diistirahatkan selama 14 jam. Jika kita berpuasa sesuai anjuran dan dilakukan secara benar, maka Insya Allah penyakit pencernaan tidak akan mudah datang. 

3. Puasa Mengatasi Peradangan 
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa membantu menurunkan efek peradangan dan alergi. Beberapa contoh penyakit radang diantaranya rheumatoid arthritis, arthritis dan penyakit kulit seperti psoriasis. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa puasa dapat meningkatkan penyembuhan penyakit radang usus besar seperti kolitis ulserativa. 

4. Puasa Mengurangi Gula Darah 
Bila Anda menghabiskan waktu berjam-jam tanpa makan, gula darah akan turun. Tubuh akan merespon dengan menggunakan glukosa yang tersimpan dalam jaringan tubuh untuk menghasilkan energi saat sedang berpuasa. 

5. Puasa Membantu proses Diet
Puasa adalah proses diet alami tanpa efek samping. Respon pertama tubuh terhadap puasa adalah pemecahan glukosa yang tersimpan. Saat penyimpanan glukosa habis, proses ketosis dimulai. Pada proses ini tubuh memecah lemak-lemak  yang ada di ginjal dan otot-otot untuk digunakan sebagai sumber energi. Dengan banyaknya lemak yang terbuang maka peluang untuk mendapatkan tubuh ideal yang selalu diidam-idamkan akan menjadi semakin terbuka. 

6. Puasa Menurunkan Tekanan Darah Tinggi 
Puasa adalah salah satu metode alami untuk mengurangi tekanan darah. Ini membantu mengurangi risiko aterosklerosis. Atherosclerosis adalah penyakit di mana terbentuknya plak di dinding arteri. Arteri merupakan pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. 

7. Meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin

Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam keadaan tertentu hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan kerja sel darah merah.

8. Memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerja sel
Saat puasa terjadi perubahan dan konversi yang masif dalam asam amino yang terakumulasi dari makanan, sebelum didistribusikan dalam tubuh terjadi format ulang. Sehingga, memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan saat puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka. Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak, fosfat, kolesterol dan lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang menggumpal di dalam hati. Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta perdetik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi.

9. Puasa Meningkatkan Imunitas (kekebalan tubuh) 
Ketika seorang melakukan puasa, hal ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Penghapusan racun dan pengurangan lemak pada tubuh. Ketika seseorang memakan buah maka mereka meningkatkan cadangan tubuh dengan vitamin dan mineral. Vitamin A dan E adalah antioksidan yang baik tersedia dalam buah-buahan. Mereka membantu untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

10. Puasa Dapat Membantu Mengatasi Kecanduan 
Manfaat puasa Ramadhan yang terakhir adalah mengatasi kecanduan. Lewat puasa kita diajarkan untuk menahan diri hampir sepanjang hari, tanpa sadar hal itu akan melupakan seseorang dari zat-zat adiktif. Seperti kecanduan pada nikotin (para perokok), alkohol, kafein dan obat-obat berbahaya lainnya. Meski ada banyak jalan lain yang dibutuhkan untuk mengatasi kecanduan, puasa setidaknya bisa sedikit berperan dalam mengontrol keinginan untuk mengonsumsi zat-zat yang dilarang walau hanya untuk sementara waktu. 

11. Puasa membuat hati dan pikiran menjadi tenang 
Ada makna spiritual intens ketika seseorang menjalankan ibadah puasa Ramadan. Pada bulan penuh berkah ini umat muslim berlatih untuk menjadi dermawan dan murah hati dengan rajin beramal, mengajak orang lain untuk berbuka puasa, meningkatkan intensitas ibadah, berdoa, dan pengendalian diri untuk berlaku sopan santun. Semua kebiasaan ini membangun perasaan damai, ketenangan dan kepuasan diri.

Sebenarnya masih banyak manfaat puasa lainnya.....semoga dengan sedikit penjelasan ini bisa bermanfaat bagi kita semua

Bersumber dari:
12 Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan Fisik dan Mental - Mediskus
20 Manfaat dan mukjizat puasa yang perlu Anda tahu

Monday, June 5, 2017

Amalan Sunnah dibulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, hikmah dan ampunan, karena berbagai amal perbuatan dapat menjadi pahala yang berkali lipat. Semoga apa yang penulis sampaikan pada tulisan ini bisa bemanfaat dan menjadi amal bagi kita semua....

Nabi besar kita, Muhammad SAW telah mencontohkan kepada umatnya tentang amalan-amalan sunnah yang baik dilakukan dibulan suci Ramadhan. Berikut ini beberapa ibadah sunnah sunnah Rasul SAW.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2): 183]

Berikut ini adalah amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan puasa ramadhan sesuai sunnah rasul saw:

1. Menyegerakan Berbuka Puasa

Apabila telah datang waktu berbuka puasa, hendaklah menyegerakan berbuka, karena didalamnya terdapat banyak kebaikan. Rosulullah SAW bersabda :

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ – رواه الشيخان
“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

2. Melaksanakan Makan Sahur

تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِى السَّحُرِ بَرَكَةٌ – الشيخان –

“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Membaca Al-Qur’an (Tilawah)

Ayat Al-Qur’an diturunkan pertamakali pada bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah SAW sering dan lebih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan di bulan-bulan lain.

Imam Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan yang berkah.

4. Memberikan Makanan Berbuka Puasa (Ith’amu ath-tha’am)

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ وَلَا يَنْقُصُ مِنْ اَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ – صحيح النسائى و الترمذى
“Barang siapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu” (Shohih Nasa’i dan Tirmidzi)

5. Berdakwah

Jangan sia-siakan momen Ramadhan kali ini. Sepanjang bulan Ramadhan kita punya kesempatan berdakwah karena pastinya suasana Ramadhan sudah sangat terasa dimana-mana dan tiap orang siap menerima nasihat.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung” (TQS. Al-Imran[3] : 104)

Namun pastikan jika Anda memberi nasihat haruslah ada dalilnya. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun.”

6. Shalat Tawawih (Qiyamul Ramadhan)

Ibadah sunnah yang khas di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih (qiyamul ramadhan). Dan yang paling penting diingat ialah shalat tarawain dapat dilakukan dirumah sekalipun.

Rasulullah SAW pernah merasa khawatir karena takut shalat tarawih dianggap menjadi shalat wajib karena semakin hari semakin banyak yang ikut shalat berjamaah di masjid sehingga beliau akhirnya melaksanakan shalat tarawih sendiri di rumah.

7. I’tikaf

Inilah amaliyah ramadhan yang selalu dilakukan Rasulullah SAW. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribada kepada Allah swt. Abu Sa’id Al-khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah beri’tikaf pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan, dan paling sering di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Sayangnya, ibadah ini dianggap berat oleh kebanyakan orang Islam, jadi sedikit yang mengamalkannya. Hal ini dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”

Itulah beberapa amalan sunnah yang diajarkan oleh Nabi besar kita Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan. Semoga kita dapat mengerjakan semua amalan ibadah tersebut dengan niat ikhlas dan mengharap ridho HANYA dari Allah SWT. Amiin.

Wednesday, October 12, 2016

ALLAH maha luas



                  
Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia, di dalamnya terdapat kisah-kisah terdahulu dan perumpamaan-perumpamaan yang bisa kita jadikan pelajaran. Sebagai umat muslim tentunya kita meyakini bahwa Allah SWT maha adil, maha bijaksana, maha mengetahui, maha luas karunianya....namun sebesar apakah kita meyakini hal tersebut, apakah kita benar-benar meyakininya atau hanya sekedar meyakini dengan ucapan belaka ?, Jawabannya tentu tergantung pada pribadi kita masing-masing.

Salah satu sifat Allah yang tercantum dalam asma ul husna, yaitu Al-Waasi' yang artinya maha luas. Makna Luas disini tidak terbatas pada kekayaan, kedermawanan dan kebaikan Allah saja. Tetapi lebih luas dari segalanya dan lebih agung. Di dalam Al-Qur'an ada 8 ayat yang menerangkan bahwa ALLAH SWT maha luas, diantaranya:

1. Surat Al-Baqarah ayat 115


Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.

2. Surat Al-Baqarah ayat 247


Artinya: Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

3. Surat Al-Baqarah ayat 261


Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

4. Surat Al-Baqarah ayat 268


Artinya: Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.


5. Surat Ali Imran ayat 73


Artinya: Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui";

6. Surat An-Nisa' ayat 130


Artinya: Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.

7. Surat Al-Ma'idah ayat 54


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

8. Surat An-Nur ayat 32


Artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Tentunya dari masing-masing ayat tersebut kita dapat mengambil pelajaran dalam kehidupan yang  nyata.

semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua....

semoga kita semakin yakin dan berpegang teguh pada Al-Qur'an....karena itulah pedoman dan petunjuk bagi kita untuk mendapatkan keselamatan hidup di dunia dan akhirat....

Sunday, October 9, 2016

macam-macam puasa sunnah

Puasa memberikan manfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani, selain itu kenikmatan dari puasa sangat luar biasa bagi orang-orang yang melaksanakannya.

Selain puasa wajib, ada juga puasa sunnah yang merupakan ibadah tambahan (nafilah), tidak wajib dikerjakan, tetapi jika dikerjakan  akan mendapat pahala dari Allah SWT.

Macam-macam puasa sunnah yang dituntunkan dalam sabda Rasulullah SAW, seperti puasa sunnah Daud, puasa Tasu'a dan Asyura, puasa Arafah, puasa 6 hari di bulan Syawwal, puasa tiga hari di tengah bulan (ayyamul-biidh), puasa hari Senin dan Kamis, serta puasa di bulan Sya'ban.


Puasa Daud

Disebut puasa Daud karena puasa ini awalnya disyariatkan kepada Nabi Daud AS. Puasa Daud dilakukan berselang-seling, sehari berpuasa dan sehari tidak begitulah seterusnya berulang-ulang.

Puasa Daud ini disyariatkan melalui beberapa hadits Rasulullah SAW, diantaranya :

أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلامُ وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ : وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْل وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

Dari Abdullah bin Amru radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Shalat (sunnah) yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat (seperti) Nabi Daud as. Dan puasa (sunnah) yang paling dicintai Allah adalah puasa (seperti) Nabi Daud as. Beliau tidur separuh malam, lalu shalat 1/3-nya dan tidur 1/6-nya lagi. Beliau puasa sehari dan berbuka sehari. (HR. Bukhari)

Selain itu juga ada hadits lainnya yang menegaskan pensyariatan puasa Daud :

صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلامُ وَهُوَ أَفْضَل الصِّيَامِ فَقُلْتُ : إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَل مِنْ ذَلِكَ . فَقَال النَّبِيُّ لاَ أَفْضَل مِنْ ذَلِكَ


Dari Ibnu Umar radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Itu adalah puasanya nabi Daud as dan itu adalah puasa yang paling utama. Aku menjawab, "Aku mampu lebih dari itu". Nabi SAW bersabda, "Tidak ada lagi yang lebih utama dari itu". (HR Bukhari).

Sebagian ulama berpendapat bahwa pada bagian akhir dari hadits ini yang berbunyi : laa afdhala min dzalik, merupakan dasar bahwa bila mengerjakan puasa Daud, maka puasa-puasa sunnah yang lain tidak boleh lagi dikerjakan.

Sebagai ilustrasi, bila hari Senin berpuasa, maka hari Selasa tidak berpuasa. Lalu hari Rabu berpuasa lagi dan hari Kamis tidak berpuasa. Lalu hari Jumat berpuasa dan hari Sabtu tidak puasa. Lalu hari Ahad puasa dan hari Senin tidak berpuasa.

Puasa Tasu’a dan Asyura

Tasu’a berasal dari kata tis’ah [Arab: تسعة] yang artinya sembilan. Pada tanggal 9 Muharram ini kita dianjurkan puasa Tasu'a untuk mengiringi puasa Asyura di tanggal 10 Muharram agar puasa kita tidak menyamai puasa yang dilakukan orang yahudi yaitu pada tanggal 10 Muharram saja.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura dan beliau perintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di hari itu, ada beberapa sahabat yang melaporkan:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nasrani.”

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِل إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَال ابْنُ عَبَّاسٍ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِل حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Jika datang tahun depan, insyaa Allah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).”
Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai bulan Muharram tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.” (HR. Muslim 1916).

Pelajaran dari hadits diatas,

Pertama, tujuan Rasulullah SAW menganjurkan puasa Tasu’a adalah untuk mengiringi puasa hari asyura dan menunjukkan sikap yang berbeda dengan orang yahudi yang hanya melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram saja. Puasa Tasu’a adalah mengiringi puasa asyura, sehingga tidak tepat jika seorang muslim hanya berpuasa tasu’a saja. Tapi harus digabung dengan asyura di tanggal 10 besoknya.

Kedua, Rasulullah SAW belum sempat melaksanakan puasa itu. Namun sudah beliau rencanakan. Sebagian ulama menyebut ibadah semacam ini dengan istilah sunah hammiyah (sunah yang baru dicita-citakan, namun belum terealisasikan sampai beliau meninggal).

Dalam Fatwa Islam (no. 21785) dinyatakan:

قال الشافعي وأصحابه وأحمد وإسحاق وآخرون : يستحب صوم التاسع والعاشر جميعا ; لأن النبي صلى الله عليه وسلم صام العاشر , ونوى صيام التاسع .

Imam As-Syafii dan pengikut madzhabnya, imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan: Dianjurkan puasa di hari kesembilan dan kesepuluh (Muharam) secara berurutan. Karena Rasulullah SAW telah melaksanakan puasa di tanggal 10 dan beliau telah meniatkan puasa tanggal 9 (Muharram).

Keutamaan puasa Asyura bisa menghapus dosa-dosa setahun yang telah lalu. Hal itu didasarkan pada hadits berikut ini :

Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwasanya:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Ia dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162)

Puasa Arafah 

Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah tepatnya sehari sebelum idul adha. pada hari tersebut jamaah haji melaksanakan ibadah wukuf di padang Arafah.

Rasulullah SAW bersabda:

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

Dari Abi Qatadah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Puasa Asyura' menghapuskan dosa tahun sebelumnya. (HR. Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmizy)

Sedangkan dalil puasa 8 hari bulan Dzul-hijjah adalah sebagai berikut :

أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ رَسُولُ اللَّهِ  : صِيَامُ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَالرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ 

Dari Hafshah ra berkata, "Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW: Puasa hari Asyura, Puasa 1-8 zulhijjah, 3 hari tiap bulan dan dua rakaat sebelum fajar". (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i).


Puasa 6 Hari Pada Bulan Syawwal

Puasa  6 hari di bulan syawwal didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang shahih riwayat Imam Muslim.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ فَذَاكَ صِيَامُ الدَّهْرِ

Dari Ayyub Al-Anshari ra, dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda : “orang yang puasa ramadhan lalu dilanjutkan dengan puasa 6 hari dari bulan Syawwal, maka seperti orang yang berpuasa setahun” (HR. Muslim).

Puasa Ayyamul Biidh

Puasa ayyamul-bidh adalah puasa sunnah pada tanggal 13, 14 dan 15 bulan-bulan hijriyah (qamariyah). Dasarnya adalah dalil berikut ini :

يَا أَبَا ذَرٍّ إذَا صُمْتَ مِنْ الشَّهْرِ ثَلاثَةً فَصُمْ ثَلاثَ عَشَرَةَ وَأَرْبَعَ عَشَرَةَ وَخَمْسَ عَشَرَةَ

Dari Abu Zar Al-Ghifari ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Aba Dzarr, bila kamu hendak puasa tiga hari dalam sebulan, maka puasalah pada tanggal 13, 14 dan 15". (HR. An-Nasai, At-Tirmizy dan Ibnu Hibban)

Puasa Senin Kamis

Puasa Senin Kamis didasarkan pada hadits Rasulullah SAW, yaitu pada hari Senin dan Kamis diserahkannya amal manusia.

إِنَّ أَعْمَال الْعِبَادِ تُعْرَضُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

"Sesungguhnya amal manusia itu dilaporkan setiap hari Senin dan Kamis.” (HR. Abu Daud).

Dan di dalam hadits lain Nabi SAW menyebutkan :

وَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

"Aku suka saat amalku diperlihatkan, Aku sedang dalam keadaan berpuasa. (HR. An-Nasai).

Pada waktu yang lain, beliau juga menjelaskan alasan kenapa berpuasa pada hari Senin.

أَنَّ رَسُول اللَّهِ  سُئِل عَنْ صَوْمِ الاِثْنَيْنِ فَقَال : فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِل عَلَيَّ

Rasulullah SAW juga ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab, "Itu hari kelahiranku dan diturunkan wahyu". (HR. Muslim dan Ahmad)

Puasa Bulan Sya’ban

Rasulullah SAW memperbanyak puasa Sunnah di bulan Sya’ban, diriwayatkan oleh Aisyah ra :

مَا رَأَيْتُ رَسُول اللَّهِ  أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Syaban (HR Muslim).


Sumber:
http://www.fiqihkehidupan.com/bab.php?id=337
https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-10-muharram-antara-sunnah-dan-bidah.html
https://konsultasisyariah.com/15061-anjuran-puasa-hari-tasua.html



Monday, October 3, 2016

menampilkan gambar yang tersimpan di laptop agar terlihat langsung di layar

Pada artikel kali ini saya akan berbagi tentang cara menampilkan foto atau gambar yang tersimpan di laptop agar terlihat langsung di layar tanpa harus membuka filenya terlebih dahulu.

Pernahkan anda mengalami file gambar pada laptop seperti gambar di bawah ini.


Tentunya kita menginginkan agar foto atau gambar pada laptop terlihat langsung di layar agar memudahkan proses pemilihan gambar.

Tapi justru terkadang yang tampil hanyalah thumbnails programnya saja...

Berikut ini adalah cara agar file gambar terlihat langsung di layar laptop anda

1. Buka Windows Explorer
2. Klik Tab View
3. Pilih Options.
4. Klik Change Folder and Search Option, lalu akan muncul tampilan seperti di bawah ini.


5. Pilih Tab View pada Folder Option


6. Hilangkan tanda centang Always show icons, never thumbnails pada File and Folder pilihan pertama.

7. lalu klik Ok.

Hasilnya akan terlihat seperti gambar di bawah ini.


Selamat  mencoba......

Saturday, October 1, 2016

Tahun baru Islam 1 Muharram

Tahun baru Islam 1 Muharram jatuh pada tanggal 2 Oktober 2016

Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai tahun baru Hijriyah, supaya bisa belajar dan mengenal apa itu tahun baru Hijriyah. Karena sebagai umat muslim sangat disayangkan jika kita tidak mengetahuinya.

Dalam kalender Islam, bulan Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan. 1 Muharram adalah tahun baru umat islam yang mana dianjurkan bagi setiap umat muslim untuk memperbaiki diri agar lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Bulan Muharram ditentukan dengan rukyah hilal, di Indonesia rukyah hilal biasanya dilakukan oleh para peneliti lembaga islam Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.

Muharram menurut bahasa artinya "diharamkan" atau "dilarang".

Menurut istilah, bulan Muharram adalah bulan yang diharamkan atau dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah.

Di dalam Al-Qur'an Surat At-taubah ayat: 36, ALLAH SWT berfirman:

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu....."(QS At-taubah: 36)

Empat bulan suci tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab, sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya,

الزَّمَانُ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

 “Zaman telah beredar seperti bentuknya pada hari Allah ciptakan langit dan bumi. Setahun dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan suci (haram); tiga berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta Rajab Mudhar yang ada antara Jumadal Tsani dan Sya’ban.” (Riwayat Al-Bukhari).

Pada ayat diatas telah dijelaskan:

"janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.."

Karena berbuat kesalahan atau melakukan kezhaliman di bulan-bulan haram tersebut lebih berbahaya daripada bulan lainnya.

Pada bulan Muharram umat muslim di anjurkan berpuasa, baik itu puasa sunnah senin-kamis maupun puasa sunnah lainnya. Pada tanggal 10 Muharram terdapat puasa Asyura.

Pada tanggal 9 Muharram ini kita dianjurkan puasa Tasu'a untuk mengiringi puasa Asyura di tanggal 10 Muharram agar puasa kita tidak menyamai puasa yang dilakukan orang yahudi yaitu pada tanggal 10 Muharram saja. Tasu’a berasal dari kata tis’ah [Arab: تسعة] yang artinya sembilan.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura dan beliau perintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di hari itu, ada beberapa sahabat yang melaporkan:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nasrani.”

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِل إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَال ابْنُ عَبَّاسٍ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِل حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Jika datang tahun depan, insyaa Allah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).”
Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai bulan Muharram tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.” (HR. Muslim 1916).

Pelajaran dari hadits diatas,

Pertama, tujuan Rasulullah SAW menganjurkan puasa Tasu’a adalah untuk mengiringi puasa hari asyura dan menunjukkan sikap yang berbeda dengan orang yahudi yang hanya melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram saja. Puasa Tasu’a adalah mengiringi puasa asyura, sehingga tidak tepat jika seorang muslim hanya berpuasa tasu’a saja. Tapi harus digabung dengan asyura di tanggal 10 besoknya.

Kedua, Rasulullah SAW belum sempat melaksanakan puasa itu. Namun sudah beliau rencanakan. Sebagian ulama menyebut ibadah semacam ini dengan istilah sunah hammiyah (sunah yang baru dicita-citakan, namun belum terealisasikan sampai beliau meninggal).

Dalam Fatwa Islam (no. 21785) dinyatakan:

قال الشافعي وأصحابه وأحمد وإسحاق وآخرون : يستحب صوم التاسع والعاشر جميعا ; لأن النبي صلى الله عليه وسلم صام العاشر , ونوى صيام التاسع .

Imam As-Syafii dan pengikut madzhabnya, imam Ahmad, Ishaq bin Rahuyah, dan ulama lainnya mengatakan: Dianjurkan puasa di hari kesembilan dan kesepuluh (Muharam) secara berurutan. Karena Rasulullah SAW telah melaksanakan puasa di tanggal 10 dan beliau telah meniatkan puasa tanggal 9 (Muharram).

Keutamaan puasa Asyura bisa menghapus dosa-dosa setahun yang telah lalu. Hal itu didasarkan pada hadits berikut ini :

Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwasanya:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Ia dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162)




Thursday, September 29, 2016

Kata Nasihat

Didaptasi dari bait syair imam syafi’i

Biarlah hari terus berlari, tetaplah jadi manusia mulia
Apapun yang terjadi, janganlah galau dengan kejadian sehari-hari
Karena tak ada yang abadi, semua akan datang dan pergi

Jadilah pemberani melawan rasa takutmu sendiri
Karena lapang dan tulus adalah dirimu sejati

Jangan pandang hina musuhmu, itu ujian bagimu

Takkan abadi segala suka dan lara
Takkan kekal segala sengsara serta sejahtera

Merantaulah..... Gapailah setinggi-tingginya impianmu

Bepergianlah.....maka ada lima keutamaan untukmu
Meliput duka dan memulai penghidupan baru
Memperkaya diri dengan budi pekerti, pergaulan yang terpuji dan memperluas ilmu